Namun, pertanyaan penting pun muncul: mengapa Arsenal masih mencari pemain baru di posisi yang sejauh ini sudah ditempati oleh Bukayo SakA, yang notabene adalah salah satu pemain terbaik dunia saat ini?
Tak berlebihan jika dikatakan bahwa Arsenal adalah tim yang sangat bergantung pada kehadiran Saka. Pemain berusia 23 tahun itu menjadi motor serangan di sisi kanan. Kecepatan, visi bermain, dan kreativitasnya sangat vital bagi permainan tim, dan sulit untuk digantikan.
Masalahnya, Arsenal justru terlalu mengandalkan Saka. Dalam tiga musim sebelum 2024/2025, ia tampil dalam 82 persen total menit bermain dan masuk dalam skuad untuk 92 persen pertandingan di semua ajang. Musim lalu, saat Saka mengalami cedera, performa Arsenal menurun drastis.
Noni Madueke: Bukan Sekadar Pelapis Mahal

Apakah angka tersebut terlalu tinggi untuk pemain pelapis? Tidak juga, jika kita melihat bahwa Madueke menawarkan lebih dari sekadar kedalaman skuad.
Pemain berusia 23 tahun ini memiliki karakteristik unik: dua kakinya sama kuat, memiliki insting menyerang tajam, dan fleksibel bermain di kedua sisi lapangan. Menurut data statistik dari Opta, hanya sedikit pemain yang mampu menyeimbangkan jumlah tembakan dengan kaki kiri dan kanan seperti dirinya. Dari seluruh tembakan non-heading musim lalu, 65,8 persen menggunakan kaki kiri dan 34,2 persen dengan kaki kanan. Sebuah proporsi yang mengesankan.
Madueke pun bukan sekadar pemain yang andal dalam menggiring bola. Ia piawai mengeksploitasi ruang tanpa bola, mirip seperti Gabriel Martinelli. Dengan rata-rata 3,5 tembakan per 90 menit dan catatan 0,42 expected goals non-penalti per 90 menit, ia termasuk dalam jajaran elite Premier League.
Rencana Strategis Arsenal: Menemani dan Melindungi Saka
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Mikel Arteta menginginkan skuad yang tidak hanya dalam dari sisi jumlah, tetapi juga berkualitas tinggi. Pada 2022, ia pernah menantang Saka untuk bermain di setiap laga dan tetap konsisten. Namun, beban berat semacam itu pada akhirnya mengganggu kondisi fisik jangka panjang sang pemain.
Kehadiran Madueke akan memberi Arteta fleksibilitas dalam rotasi, memungkinkan Saka mendapat waktu istirahat tanpa penurunan kualitas tim yang signifikan. Selain itu, Madueke bisa menjadi opsi tambahan di sisi kiri, posisi di mana Martinelli tidak seimpresif dua musim lalu.
Memang, Madueke hanya mencatat 398 menit bermain di sisi kiri selama dua musim di Chelsea, namun performanya pada akhir musim 2024/2025 menunjukkan potensi besar. Ia tampil efektif di sisi kiri ketika menghadapi lawan tangguh seperti Liverpool, Manchester United, dan Newcastle.
Fleksibilitas ini menjadi nilai tambah. Madueke tak hanya bisa menantang posisi Martinelli, tetapi juga menjadi andalan saat Saka perlu diistirahatkan atau dimainkan dalam peran berbeda. Jika Arsenal ingin bersaing di empat kompetisi dan mempertahankan intensitas tinggi khas Arteta, maka pemain dengan karakteristik seperti Madueke adalah kebutuhan mendesak.
Sinyal Ambisi Arsenal

Arsenal tampaknya tak hanya ingin bersaing dengan Manchester City dan Liverpool dalam hal kualitas inti skuad, tetapi juga dalam kedalaman.
City, misalnya, bisa merotasi posisi sayap kanan dari Bernardo Silva ke Jeremy Doku dan Savinho tanpa mengorbankan kualitas permainan. Liverpool pun punya kedalaman dengan Cody Gakpo, Luis Diaz, Florian Wirtz, hingga Harvey Elliott. Kini, Arsenal ingin menikmati kemewahan serupa.
Sumber : Bola.net