
“Di SMA Negeri 6 itu ada sembilan siswa yang tidak diterima di sekolah negeri. Mereka sudah kami salurkan ke sekolah swasta sesuai ketentuan. Insya Allah persoalan ini sudah bisa diselesaikan,” ujar Lukman kepada wartawan di Pendopo Gubernur, Rabu (9/7/2025).
Menurutnya, aksi penyegelan oleh warga dilakukan sebagai bentuk kekecewaan atas hasil seleksi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025, khususnya jalur domisili.
Para orangtua merasa anak-anak mereka tidak diprioritaskan untuk masuk ke SMP maupun SMA negeri yang berada di sekitar tempat tinggal, meskipun lokasi rumah mereka berdekatan dengan sekolah.
“Mereka kecewa karena tidak lolos masuk ke SMP dan juga tidak diterima di SMA. Akhirnya satu jalur ditutup, ya dipasang portal,” kata dia. Lukman mengakui, minimnya sosialisasi terkait mekanisme SPMB 2025 menjadi salah satu pemicu utama timbulnya kekecewaan dari warga.
"Informasi tidak tersampaikan secara menyeluruh, sehingga muncul asumsi dan kekecewaan. Ini akan menjadi catatan penting kami ke depan,” ujar Lukman.
Sumber : Kompas.com
Tags:
Politik