AFMGM+3 menekankan komitmen terhadap stabilitas dan integrasi regional

 

Deputy Governor of Bank Indonesia

Pinalti.news - Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 ke-28 (AFMGM+3) menegaskan komitmen bersama untuk menjaga stabilitas dan meningkatkan integrasi serta ketahanan kawasan melalui sejumlah inisiatif.

Inisiatif tersebut antara lain memperkuat struktur pendanaan pengaturan swap mata uang Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM).

Selain itu, memperkuat pengaturan pembiayaan kawasan melalui amandemen perjanjian CMIM untuk operasionalisasi Rapid Financing Facility (RFF).

"Hal ini sejalan dengan dukungan Bank Indonesia untuk memperkuat kerangka CMIM, agar CMIM tetap responsif, fleksibel, dan dapat membantu negara anggota mengatasi tantangan ke depan," kata Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Senin.

Selain itu, inisiatif tersebut antara lain memperkuat kapasitas fiskal melalui ASEAN+3 Fiscal Policy Exchange, mengembangkan pasar keuangan melalui Asian Bond Markets Initiative (ABMI), dan meningkatkan kapasitas AMRO dalam mendukung ketahanan kawasan.

Dalam forum yang diselenggarakan di Milan, Italia, Minggu, Hendarta memaparkan respons kebijakan Bank Indonesia dalam menghadapi tantangan saat ini, yakni dengan memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran.

Kebijakan tersebut sejalan dengan pandangan Kementerian Keuangan yang menyampaikan bahwa sinergi terus dilakukan melalui kebijakan fiskal dan moneter.

Sementara itu, pernyataan bersama yang disepakati dalam pertemuan tersebut juga menegaskan pentingnya pembahasan isu-isu strategis, seperti pemutakhiran Arah Strategis Proses Keuangan ASEAN+3, penguatan kerangka Disaster Risk Financing Initiative (DRFI), dan identifikasi ASEAN+3 Future Initiatives ke depannya.

Untuk memperkuat stabilitas keuangan kawasan, ASEAN+3 juga menegaskan pentingnya peningkatan sinergi antara CMIM dan Dana Moneter Internasional (IMF) guna mendorong efektivitas jaring pengaman keuangan dunia.

AFMGM+3 merupakan forum tahunan yang dihadiri oleh para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara ASEAN+3 untuk membahas perkembangan ekonomi global dan regional, tantangan yang dihadapi kawasan, serta inisiatif kerja sama ekonomi dan keuangan di kawasan ASEAN+3.

Forum ini penting untuk meningkatkan kerja sama dan kolaborasi regional guna menghadapi ketidakpastian global yang semakin meningkat sekaligus menegaskan semangat ASEAN+3 dalam memperkuat ketahanan, inklusivitas, dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di tengah lanskap ekonomi global yang semakin kompleks.

Pertemuan tahun ini dipimpin oleh gubernur bank sentral dan menteri keuangan negara-negara yang menjadi ketua bersama ASEAN+3, yaitu Malaysia dan Tiongkok.

Delegasi Malaysia dipimpin oleh Menteri Keuangan II Amir Hamzah Azizan dan Gubernur Bank Negara Malaysia Abdul Rasheed Ghaffour.

Delegasi Tiongkok dipimpin oleh Menteri Keuangan Tiongkok Lan Fo'an dan Gubernur Bank Rakyat Tiongkok Pan Gongsheng.

Sementara itu, delegasi Indonesia dipimpin oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Deputi Gubernur Hendarta.

Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari seluruh negara anggota ASEAN serta Jepang, Korea, dan Tiongkok sebagai negara +3.

Di akhir pertemuan, Filipina dan Jepang, sebagai ketua bersama ASEAN+3 berikutnya, menyampaikan rencana penyelenggaraan Pertemuan AFMGM+3 ke-29 di Samarkand, Uzbekistan, pada tahun 2026.

Pertemuan pada hari Minggu tersebut juga menandai berakhirnya masa jabatan Malaysia dan Tiongkok sebagai ketua bersama ASEAN+3 tahun 2024–2025.

Sumber: Antara

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama