Pengendara Motor Tutup Pelat Nomor dengan Daun hingga Lakban, Ada Apa?


 Sebuah video yang diunggah akun Instagram @siran_sikaoskuning memperlihatkan pengendara sepeda motor, termasuk driver ojek daring, menutupi pelat nomor kendaraannya. Video tersebut menunjukkan beberapa motor yang pelat nomornya sengaja ditutupi daun, kertas, hingga dicat menyesuaikan warna latar pelat. Dalam keterangan video disebutkan, “Jakarta pada ditutup plat gaes,” dengan tagar “Tilang Elektronik”.

Benarkah beberapa pengendara motor menutup pelat nomor mereka untuk menghindari ETLE?

D beberapa SPBU di Jakarta Pusat, termasuk area Stasiun Gondangdia, Cikini dan Juanda, Kompas.com menemukan fenomena serupa.

Beberapa kendaraan menutupi pelat nomor mereka, baik dengan masker, lakban, kertas, hingga dicat menyerupai warna dasar pelat.

Tidak hanya di bagian depan, beberapa pengendara juga menutup pelat belakang. “Kadang kita enggak melanggar, tapi tilang elektronik sering salah sasaran. Dari pada apes, mending ditutup aja,” ujar Murdianto (40), driver ojek online di Stasiun Gondangdia. Murdianto mengaku pernah terkena tilang elektronik padahal merasa tak melanggar. Sehingga ia memilih untuk menutup pelat kendaraan bagian belakang. “Di CCTV, penumpang kelihatan enggak pakai helm, padahal pakai helm cuma ketutup helm saya di depan. Itu bikin saya kena tilang,” kata dia.

Pengendara lain, Imam (32), pengendara motor di SPBU Juanda, mengatakan alasan dirinya turut menutup pelat kendaraan. “Awalnya lihat teman-teman driver ojek menutupi pelat. Terus saya ikutan karena takut kena ETLE, apalagi kalau tiba-tiba ada razia,” kata Imam. Ia menutupi pelat bagian belakang dengan cat hitam menyerupai warna dasar pelat.

“Kalau dilihat sih ada yang ditutup depan belakang platnya, kalau saya dibelakang saja. Enggak ada alasan khusus juga sih sebenarnya,” ujar dia.

Sementara itu, pengendara motor bernama Sari (28) menutupi pelat motornya dengan kertas saat ditemui di sekitar SPBU Menteng.

“Tadinya takut kalau ketemu polisi, tapi ya saya pikir lebih aman daripada harus kena tilang yang enggak jelas. Ini inisiatif sendiri, bukan karena ada ajakan dari orang lain,” tutur dia.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, fenomena ini cukup banyak ditemukan. Pengendara menutupi pelat bukan hanya di area stasiun dan SPBU, tetapi juga di jalan-jalan ramai Jakarta Pusat. Mereka mengaku tindakan ini sebagai bentuk antisipasi agar tidak salah kena tilang elektronik (ETLE), meski risiko ditindak polisi tetap ada.

“Iya ditutup dari pada kena tilang elektronik,” seru salah satu pengendara motor kepada Kompas.com di area lampu merah Monumen Tugu Tani.

Fenomena menutupi pelat nomor ini menunjukkan kekhawatiran pengendara terhadap sistem tilang elektronik yang kerap dianggap kurang akurat, terutama bagi driver ojek daring yang aktif membawa penumpang di kawasan padat.

Sumber : Kompas.com 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama