MU harus menelan kekalahan telak 0-3 di Etihad Stadium, hasil yang membuat mereka hanya meraih empat poin dari empat laga awal Premier League musim ini. Catatan tersebut menjadi start terburuk klub sejak musim 1992/1993.
Pelatih Manchester United (MU), Ruben Amorim, memberikan penjelasan terkait keputusan menempatkan Bruno Fernandes lebih dalam di lini tengah dalam laga melawan Manchester City, Minggu (14/9/2025) malam WIB.
Meskipun kebijakan itu menuai kritik, Ruben Amorim menegaskan keputusan tersebut diambil berdasarkan kondisi skuad dan dinamika permainan.
MU harus menelan kekalahan telak 0-3 di Etihad Stadium, hasil yang membuat mereka hanya meraih empat poin dari empat laga awal Premier League musim ini. Catatan tersebut menjadi start terburuk klub sejak musim 1992/1993.
Musim ini, MU hanya memiliki tiga gelandang tengah murni: Manuel Ugarte, Casemiro, dan Kobbie Mainoo. Namun, Mainoo belum sekalipun tampil sebagai starter di liga, sehingga Amorim kerap harus melakukan improvisasi.
Fernandes pun ditarik ke posisi yang lebih dalam setelah kedatangan Matheus Cunha dan Bryan Mbeumo, yang awalnya diplot sebagai dua gelandang serang. Namun, cedera yang dialami Cunha saat melawan Burnley membuat Amorim harus kembali mengutak-atik formasi.
Dalam derbi Manchester, Amorim menurunkan Amad Diallo dan Mbeumo di belakang Benjamin Sesko, sementara Fernandes dipasangkan dengan Ugarte di lini tengah. Sebelumnya, Fernandes selalu berduet dengan Casemiro dalam tiga laga liga pertama.
Penjelasan Amorim
Ruben Amorim memahami kritik yang diarahkan kepadanya, tetapi ia menekankan keputusan taktikal tersebut bukan tanpa alasan.
“Saya tahu hasil akan selalu menentukan narasi. Saat melawan Arsenal, mereka memiliki tiga gelandang top, seperti Odegaard, Rice, dan Zubimendi. Kami hanya bermain dengan dua, Casemiro dan Bruno. Itu soal dinamika tim, terkadang tentang peluang mencetak gol,” ujar Amorim.
Menurutnya, Bruno tetap penting untuk membangun serangan, terutama karena ia bisa menjadi pemain pertama yang menerima bola sebelum didistribusikan ke lini depan yang lebih cepat.
“Hari ini saya membayangkan permainan dengan Amad, Bryan, Sesko, dan Bruno yang lebih ke belakang. Bruno bisa jadi pemain pertama yang menerima bola, lalu kecepatan datang dari depan," ujar Amorim
"Saya mencoba cara berbeda, membayangkan jalannya laga. Namun, ketika kalah, semua terlihat tidak berhasil, dan kritik pun datang. Itu bagian dari pekerjaan,” lanjut pelatih asal Portugal itu.
Kritik dan Harapan
Ruben Amorim mengakui para penggemar mungkin sulit menerima alasannya, apalagi melihat hasil buruk pada awal musim. Namun, ia menegaskan dirinya berusaha rasional dan tidak menipu diri sendiri dengan situasi yang ada.
Kini, tekanan semakin besar bagi Amorim untuk segera menemukan formula terbaik di lini tengah United agar hasil buruk tidak terus berlanjut.