Cerita Frattesi Nyaris Pingsan Usai Cetak Gol Kemenangan Inter Milan atas Barcelona

 

Davide Frattesi

Pinalti.news - Malam itu, Giuseppe Meazza menjadi saksi salah satu pertandingan paling dramatis dalam sejarah Liga Champions. Inter Milan berhasil mengalahkan Barcelona dengan skor 4-3 (7-6 agregat) setelah melalui pertarungan sengit hingga babak perpanjangan waktu. Gol kemenangan dicetak oleh Davide Frattesi, yang justru mengaku hampir pingsan karena terlalu bersemangat merayakannya.

Pertandingan ini adalah bukti nyata bahwa Inter pantas melangkah ke final. Setelah imbang 3-3 di leg pertama, Nerazzurri sempat unggul 2-0 sebelum Barcelona membalikkan keadaan menjadi 3-2. Namun, Francesco Acerbi menyamakan kedudukan di menit ke-93, membawa pertandingan ke babak extra time.

Di tengah hujan deras dan tekanan mental yang tinggi, Frattesi muncul sebagai pahlawan dengan gol penentu. Kemenangan ini mengantarkan Inter ke final Liga Champions untuk kedua kalinya dalam tiga tahun terakhir. Mereka akan menghadapi Arsenal atau Paris Saint-Germain di Munich pada 31 Mei mendatang.

Frattesi: Saya Hampir Tidak Bisa Lanjut Bermain 

Davide Frattesi

Davide Frattesi mengaku dirinya nyaris tidak sanggup melanjutkan pertandingan usai mencetak gol kemenangan. Rasa euforia yang terlalu besar membuatnya hampir kehilangan kesadaran.

"Saya beruntung bisa menyelesaikan pertandingan karena terlalu bersemangat merayakan gol sampai kepala saya pusing dan hampir blackout! Saya harus berterima kasih kepada tim fisioterapi karena kemarin saya mengalami cedera otot perut, tapi mereka bekerja keras membuat saya fit untuk laga ini," ujar Frattesi kepada Sky Sport Italia.

Gol ini bukan kali pertama Frattesi menjadi penentu di menit-menit akhir. Sebelumnya, ia juga mencetak gol kemenangan saat Inter mengalahkan Bayern Munich di perempat final.

"Ini sungguh luar biasa, saya tidak tahu harus berkata apa. Setelah gol lawan Bayern, saya pikir tidak akan merasakan emosi seperti itu lagi, tapi malam ini bahkan lebih hebat. Inilah indahnya sepak bola," tambahnya.

Frattesi: Bukan Bakat, Tapi Kerja Keras yang Membawanya ke Puncak 

Davide Frattesi

Meski tidak dianggap sebagai pemain paling berbakat, Frattesi membuktikan bahwa kerja keras dan mental pantang menyerah bisa membuahkan hasil. Ia mengaku tidak memiliki bakat alami seperti Lamine Yamal, tapi ia selalu menjadi yang terakhir menyerah.

"Ini memang seperti perjalanan karier saya. Saya tidak diberkati bakat luar biasa, tapi saya selalu yang terakhir menyerah dan yang pertama percaya. Ini adalah hadiah untuk usaha dan dedikasi," tegas Frattesi.

Ia juga mengungkapkan betapa lelahnya seluruh tim setelah bermain 120 menit di bawah hujan. Namun, keyakinan mereka tidak pernah pudar meski sempat tertinggal.

"Saya tidak percaya, tapi saat skor 3-3, saya bilang ke Marcus (Thuram), ‘Jangan khawatir, kita akan lolos.’ Saya sudah kelelahan bahkan sebelum masuk lapangan karena kami terus berteriak dan tegang menyaksikan setiap serangan. Rasanya seperti ikut bermain dari bangku cadangan!" akunya.

Inter Kembali ke Final, Tantangan Terberat Menanti 

Kemenangan ini menjadi bukti mental juara Inter Milan. Tim Simone Inzaghi menunjukkan karakter kuat dengan bangkit dari ketertinggalan dan memastikan tiket ke final.

Kini, tantangan terbesar menanti. Apakah mereka bisa mengulang kesuksesan 2021 atau harus mengakui keunggulan Arsenal/PSG? Satu hal yang pasti, Frattesi dan kawan-kawan siap memberikan segalanya.

"Kami tidak akan berhenti di sini. Final adalah mimpi setiap pemain, dan kami akan berjuang sampai detik terakhir," tandas Frattesi penuh semangat.

Sumber: Bola.net

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama